Pintu Dharma Pelafalan
Amituofo
(Bagian 26)
2. Keluar
dari Triloka, menjauhi penderitaan memperoleh kebahagiaan
Dunia yang kita huni ini, duka lebih banyak daripada sukanya,
namun Sang Buddha memandang para makhluk di alam saha ini, secara keseluruhan adalah
penderitaan dan tidak ada bahagianya sama sekali.
Oleh karena penderitaan yang dialami manusia, selain yang langsung
dirasakan sendiri yaitu penderitaan lahir, tua, sakit, mati, keinginan tidak
tercapai, berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang dibenci,
penderitaan Panca Skandha,
juga masih harus merasakan penderitaan akibat tekanan hidup dalam
bermasyarakat, dan ancaman beragam virus penyakit, seperti apa yang dikatakan :
“Hidup kian sulit dan bencana kian meningkat, siksaan makin berat”.
Ditambah lagi
dunia ini sungguh tidak kekal, panorama tak indah selamanya, juga seperti apa
yang disebut : “Bunga indah tak selamanya bermekaran, bulan tak selamanya
purnama”.
Ketika usaha
gagal dan harta jadi berkurang, atau kegembiraan yang berubah jadi kesedihan,
inilah penderitaan. Makhluk hidup mengalami lahir, tua, sakit dan mati; benda
mati mengalami muncul, berlangsung, berubah dan musnah, demikian pula dengan
dunia ini mengalami pembentukan, berlangsung, rusak dan kosong. Seiring
berlalunya waktu, tidak mungkin lagi bisa kembali menoleh ke hari kemarin, ini
juga merupakan penderitaan.
Avatamsaka
Sutra menyebutkan : “Tidak ada tempat yang aman di Triloka, ibarat rumah yang
sedang terbakar; dipenuhi segala jenis penderitaan, sungguh menakutkan”.
Praktisi Ajaran
Buddha mempunyai cara untuk keluar dari beragam penderitaan ini yakni dengan
kekuatan sila, samadhi dan prajna, untuk mengeliminasi sumber penderitaan yakni
lobha, dosa dan moha.
Tetapi dalam
era berakhirnya Dharma ini, berkah yang dimiliki para makhluk begitu tipis
ditambah beratnya rintangan, sila saja tidak bisa dijalani dengan suci, jadi
mana mungkin bisa muncul kebijaksanaan lalu memutuskan klesa (kekotoran batin),
mengakhiri samsara?
Maka itu Buddha
Sakyamuni membabarkan pada kita Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, dengan melafal
Amituofo maka bisa mengandalkan kekuatan tekad maitri karuna Buddha Amitabha,
selamanya keluar dari Trailokya (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka), membawa
serta karma terlahir ke Alam Sukhavati.
Dipetik dari :
Ceramah Master Wen Zhu
Judul :
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo
念佛法门
(二十六)
(二)横出三界离苦得乐
我们的世界,往往是苦多于乐,但在佛眼看来,娑婆世界的众生,简直是纯苦无乐。因为人除了本身生、老、病、死,求不得,爱别离,冤憎会,五阴炽盛等八苦交煎外,还要承受人事界的打击,以及自然界寒暑风雪的逼害,所谓:‘天灾人祸’苦上加苦。又世事无常,好景不永,所谓:‘好花不常开,好月不常明。’当财物散失,或乐极生悲时,就是坏苦。此外人有生老病死,物有生住异灭,世界有成住坏空,当时过境迁,不堪回首话当年时,就是行苦。
法华经说:‘三界无安,犹如火宅;众苦充满,甚可怖畏。’但学佛的人,却有离苦得乐的方法,那就是:‘知苦断集,慕灭修道。’以戒定慧的力量,消灭贪嗔痴等烦恼的苦因,令生老病死等苦果不生,而证得纯真无妄,纯乐无苦的真理生命。是以佛教的人生观,是由知苦而灭苦,由消极走向积极,是充满进取的信心,绝对不是悲观或厌世。
不过末法时代,众生福簿障重,往往未能戒行清净,又怎能生定发慧,断烦恼,了生死?
所以释尊特别教导我们,念佛法门,称念佛号,就可以仰仗阿弥陀佛的慈悲愿力,横出三界,带业往生极乐。
节录自 :