Pandangan Benar dan Pandangan Sesat
(Bagian 16)
Fu Xi demi menyelamatkan para makhluk,
terlebih dulu mengajari istri dan anak-anaknya agar membangkitkan ketulusan, kemudian menjual rumah dan ladangnya, hasil
penjualan dipersembahkan kepada empat jenis siswa Buddha.
Ketika bencana kelaparan datang melanda, Fu Xi
tidak memiliki bahan makanan lagi, sehingga menyuruh istri dan anak-anaknya
bekerja jadi pembantu, gajinya buat beli bahan makanan untuk dipersembahkan kepada
orang banyak, istrinya berkata : “Semoga semua makhluk memperoleh pembebasan”.
Kemudian istrinya menjual diri dan menjadi budak di
rumah keluarga Fu Zhong-chang, gajinya puluhan ribu.
Fu Xi lalu mengikrarkan tekad di hadapan orang
banyak : “Saya, Shan Hui (Shan Hui adalah nama lain dari Fu Xi), bernamaskara
pada Bhagava Sakyamuni dan para Buddha di sepuluh penjuru dan dari tiga masa,
Triratna di seluruh semesta alam dan Dharmadhatu, hari ini saya mengikhlaskan
istriku, semoga semua makhluk di Triloka, mengeliminasi petaka dan menimbun
berkah, mengurangi dan menghapus karma buruk, bersama-sama mencapai KeBodhian”.
Beberapa bulan kemudian, oleh karena Fu Zhong-chang tergugah oleh moralitas dan
kebajikan Fu Xi, sehingga mengembalikan istrinya. Sejak itu istri Fu Xi bekerja
membanting tulang, penghasilannya dipersembahkan kepada orang banyak.
Fu Xi demi menyelamatkan sanak saudaranya, suatu
hari berkunjung ke rumah pamannya, dia berkata pada pamannya : “Saya adalah
Maitreya, khusus datang ke sini untuk menyelamatkanmu, paman harusnya
bernamaskara”. Mendengar hal ini, pamannya melakukan namaskara.
Setelah itu Fu Xi berencana berkunjung ke rumah
paman kakeknya, istrinya menasehatinya, selama ini paman kakek tidak
mempercayai ucapanmu, lagi pula mana ada aturan paman kakek melakukan namaskara
pada cucunya?
Fu Xi membuka bajunya, sekujur tubuhnya memancarkan cahaya keemasan, menebarkan keharuman surgawi, namun istrinya tetap bersikeras
menasehatinya agar jangan pergi.
Fu Xi tidak mau mendengar nasehat istrinya, pergi
ke rumah paman kakeknya, ketika dia menghendaki paman kakek bernamaskara
padanya, paman kakek berkata : “Apa? Kamu mau saya bernamaskara padamu? Mana
ada aturan begini?”
Fu Xi pulang kembali ke gunung, istrinya bertanya :
“Bagaimana? Apakah paman kakek sudah bernamaskara padamu?”
Fu Xi menjawab : “Hari ini tidak bernamaskara,
besok saya akan mengajarinya satu langkah satu namaskara”.
Malam hari, paman kakek bermimpi ada seorang
malaikat berkata padanya : “Anda begitu congkak, tidak sudi mendengar ajaran
Suciwan”. Tiba-tiba melihat keistimewaan
tubuh keemasan Bodhisattva Maitreya, lalu terbang di angkasa, saat itu paman
kakek berusaha mengejar Bodhisattva, tiba-tiba muncul dinding raksasa yang
menutupi angkasa, Bodhisattva dapat menembusi dinding tersebut dengan bebas
tanpa rintangan, sementara paman kakek tidak mampu melewatinya. Ketika
terbangun, paman kakek merasa amat menyesal.
Keesokan paginya, paman kakek menuju ke gunung,
bertobat dan menangis. Bodhisattva berkata: “Saya datang dari Surga Tusita,
untuk menyelamatkan kalian, baguslah kalau sudah tahu bersalah”.
Dipetik
dari :
Ceramah Master Wen Zhu
Judul : Pandangan Benar dan Pandangan Sesat
正見與邪見
(十六)
大士為普度眾生,先教化妻子發心,後變賣田宅,設齋普供四眾。並說偈言:「捨報觀天心,傾資為善念,願度群生盡,俱翔三界外,歸投無上士,仰恩普令益。」時值飢荒,大士於設齋會後,家無斗糧,命妻子賈身為傭,以供大眾道糧,其妻妙光說:「願一切眾生,同得解脫。」即賣身於傅重昌家為傭,所得萬錢。大士再營齋會,並發願曰:「弟子善慧稽首釋迦世尊,及十方三世佛,盡虛空遍法界常住三寶,今捨妻子,普為三界眾生,消災集福,減除罪垢,同證菩提。」月餘,傅重昌因感其德行,遣送其妻回山。自此,其妻勤苦紡織,或為人做工,所得資糧,悉送上山,供養大眾。
傅大士為度俗家眷屬,一日到叔父家,自稱「我是彌勒,特來教化,叔應頂禮。」叔聞言即作禮。又欲去其叔祖家教化,妻勸言,叔祖向不相信你,況且那有叔祖向小侄行禮?大士解衣袒胸,金光閃閃,天香撲鼻,妻仍勸勿去。大士不聽。及到叔祖家,要叔祖頂禮時,叔祖言:「向你作禮,簡直豈有此理?」大士回山,妻問:「叔祖作禮否?」大士言:「今日不作禮,明日教他一步一個禮。」是晚,叔祖夢見神人叱曰:「你貢高我慢,不聽聖訓。」忽見大士金色奇特,與侍從人等在空中飛翔,叔祖追呼,忽然石壁橫空,大士及從人等,直過無阻,唯叔祖不能穿過。醒後,悲悔異常。天明,親自入山,悲不自勝,哭拜於地。大士道:「我從兜率來,正為接引你們,知過就好。」
节录自 :