Pandangan Benar dan Pandangan Sesat
(Bagian 14)
Setiap praktisi yang mempelajari
Dharma Buddha Sakyamuni, dengan tekun menimbun jasa kebajikan, membaca sutra
Aliran Mahayana, atau membersihkan stupa, lalu membangkitkan tekad terlahir di
Surga Tusita, belajar pada Bodhisattva Maitreya, semuanya juga dapat mendengar
pembabaran Buddha Dharma dan mencapai pencerahan.
Surga Tusita merupakan alam surga tingkat ke-4 di Kamaloka, terbagi atas
wilayah dalam dan wilayah luar, wilayah luar merupakan tempat kediaman para
Dewa Dewi dan setiap hari kerjaan mereka cuma bersenang-senang saja, hanyut
dalam lima nafsu, sehingga tidak sudi belajar Ajaran Buddha dan melatih diri.
Sedangkan di wilayah dalam merupakan tempat kediaman Bodhisattva
Maitreya, di sini juga merupakan tempat berkumpulnya para Dewa Dewi yang bajik
yang mau belajar Ajaran Buddha dan melatih diri, di wilayah dalam inilah mereka
belajar Buddha Dharma dan melatih diri bersama-sama.
Maka itu bagi praktisi yang bertekad terlahir di Surga Tusita, tidak
boleh sampai silap dan salah langkah, mesti bertekad terlahir di wilayah dalam
Surga Tusita dan jangan sampai salah langkah sehingga terlahir di wilayah luar,
tempat yang sesat, kalau salah langkah dan terlahir di wilayah luar maka akan
mengalami kemerosotan batin dan akhirnya malah mengalami kejatuhan.
Bibi Buddha Sakyamuni yakni Bhikkhuni Mahapajapati Gotami, yang oleh
karena begitu merindukan Bhagava, sehingga merajut sendiri jubah emas untuk
dipersembahkan kepada Sang Buddha.
Buddha Sakyamuni yang berupaya agar persembahan jubah ini bisa
menghasilkan berkah yang lebih besar, maka itu menasehati bibinya agar mempersembahkan
sehelai jubah ini kepada Sangha.
Tetapi para anggota Sangha, tidak ada satupun yang berani menerima persembahan
jubah emas tersebut, akhirnya dialihkan kepada Maitreya, Maitreya begitu
bersukacita menerima persembahan jubah emas ini; bahkan selalu mengenakannya
ketika mengikuti Buddha Sakyamuni berkelana.
Tubuh Maitreya sendiri memang sudah berwarna keemasan, sekarang ditambah
pula mengenakan jubah keemasan, sehingga penampilannya begitu indah dan istimewa,
berwibawa tiada bandingnya, membawa mangkok dan berpindapatra, kemanapun Beliau
menuju, akan dikelilingi orang banyak.
Bodhisattva Maitreya bukan hanya berani menerima persembahan jubah emas
dari bibi Buddha Sakyamuni, bahkan kelak (waktu turun dari Surga Tusita) juga
akan menerima dan menjadi pewaris jubah dan patra Buddha Sakyamuni, kelak akan
turun dari Surga Tusita dan lahir ke dunia ini, mencapai KeBuddhaan di dunia
ini, membabarkan Dharma dan menyelamatkan para makhluk di dunia ini.
Ketika Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, Beliau menitipkan jubah dan
patraNya kepada Yang Ariya Mahakasyapa, Mahakasyapa melatih diri di Kukkuta
Padagiri, India, memasuki Nirodha-samāpatti, menanti hingga 5,67 miliar
tahun kemudian, mempersembahkan jubah dan patra Buddha Sakyamuni kepada penerus Buddha Sakyamuni, yakni
Buddha Maitreya.
Dipetik
dari :
Ceramah Master Wen Zhu
Judul : Pandangan Benar dan Pandangan Sesat
正見與邪見
(十四)
兜率陀天,在欲界第四層天,有內外院之分,外院天人耽戀五欲,不肯學佛修行;內院是彌勒菩薩,聚眾修行的淨土,常說不退轉法。發願往生兜率天者,必須求生內院,否則,僅生外院,難免被色所迷,退失道心。
佛姨母摩訶波闍波提因想佛心切,親手編織金襴袈娑供佛。佛因其愛心布施得福不大,因命其供僧。輾轉傳遞,僧中無人敢受,傳至彌勒,即欣然接受;且常披此袈娑,從佛遊化。其身原是紫金色,今再披上金襴袈娑,華麗異常,尊貴無比,持缽行化,所到之處,圍觀者眾。彌勒菩薩何止敢受佛姨母所贈金襴袈娑,而且當來繼承釋尊衣缽,覺悟成佛,弘法利生。
釋尊入滅時,將衣缽交迦葉尊者保管,隱居印度雞足山,入滅盡定,待五十六億萬年後,親手奉獻給彌勒佛。所以彌勒菩薩在釋尊法中,位居補處,職弘大乘,恆與文殊、普賢、觀音、地藏諸大菩薩輔助釋尊,教化大乘根性眾生。在華嚴經,彌勒菩薩故現樓閣,令善財童子入於法界。在法華經,彌勒與文殊共任流通正法。在解深密經,佛以了義教傳授彌勒,令其於九百年後,弘傳於世。
节录自 :