Pintu Dharma Pelafalan
Amituofo
(Bagian 20)
Konon pada masa awal masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis,
di Kota Guangzhou ada seorang Tunawicara, amat berbakti pada ibundanya. Oleh
karena kedua kaki ibundanya sakit sehingga tidak bisa berjalan, maka sepanjang
tahun selain waktu makan dan tidur, maka sisa waktu lainnya dia harus
menggendong ibundanya di punggungnya, segala keperluan hidup dikerjakan oleh si
bisu seorang diri; hasil dari mengemis, terlebih dulu dipersembahkan kepada
ibundanya, masyarakat yang melihatnya begitu berbakti sehingga senang
menyumbang kepadanya.
Bahkan setelah ibundanya wafat, si bisu pada siang hari
mengemis, malam hari masih menyempatkan diri mengunjungi makam ibundanya; suatu
hari di musim panas, mendadak si bisu mati disambar petir.
Pada saat itu ada seorang “Doctor Yang” baru pulang kuliah
dari Uni Soviet, melihat si bisu mati disambar petir, kemudian menulis di
tangan jasad si bisu “Langit Tak Punya Mata”, mengejek ketidakadilan Langit,
yang juga menunjukkan bahwa dirinya sama sekali tidak percaya adanya Hukum
Karma.
Setelah belasan tahun kejadian itu berlalu, Doctor Yang
ditugaskan jadi duta besar di Uni Soviet; suatu hari dalam jamuan kenegaraan di
Moskow, dia melihat putra mahkota Kerajaan Rusia, tangan kanannya tidak mampu
dijulurkan dan diluruskan, di telapak tangannya tampak samar-samar ada jejak
tulisan, Doctor Yang yang didorong oleh rasa penasarannya, dengan sekuat tenaga
menarik tangan putra mahkota dan tampak tulisan “Langit Tak Punya Mata”, jelas
sekali ini adalah tulisan tangan Doctor Yang sendiri!
Ternyata si bisu oleh karena karma buruk yang dilakukan pada masa kelahiran lampaunya sehingga seharusnya pada satu masa kehidupan menerima akibat terlahir sebagai orang bisu, satu masa kehidupan lagi menerima akibat mati disambar petir, tetapi oleh karena berbakti pada ibundanya, sehingga dalam satu kelahiran menerima sekaligus buah karmanya, setelah itu terlahir di keluarga kerajaan menikmati pahala, sejak itu Doctor Yang jadi percaya pada Hukum Karma.
Ternyata si bisu oleh karena karma buruk yang dilakukan pada masa kelahiran lampaunya sehingga seharusnya pada satu masa kehidupan menerima akibat terlahir sebagai orang bisu, satu masa kehidupan lagi menerima akibat mati disambar petir, tetapi oleh karena berbakti pada ibundanya, sehingga dalam satu kelahiran menerima sekaligus buah karmanya, setelah itu terlahir di keluarga kerajaan menikmati pahala, sejak itu Doctor Yang jadi percaya pada Hukum Karma.
Dipetik dari :
Ceramah Master Wen Zhu
Judul :
Pintu Dharma Pelafalan Amituofo
念佛法门
(二十)
据说:民国初年,广州市有一哑子,事母至孝。因为母亲双足有病,不能行走,所以一年四季,除了食饭与睡觉,其余所有时间,都将母亲背在身上,生活起居,皆由哑子待奉;乞食所得,先供养母亲,人皆知他是孝子,都乐意施给。直至母亲死后,哑子日间乞食,夜间还到坟墓去倍伴母亲;一年夏天,哑子忽然被雷殛死。当时有一个在苏联留学回来的杨博士,见孝子触电而死,便在尸体的手掌写上‘天爷无眼’四个大字,以讥笑天道不公平,也表示他本人不相信因果之说。
事隔十多年,杨博士被派往苏联出任大使;有一次在莫斯科国宴中,看见俄国太子,右手不能伸直,掌心中隐约有中文字迹,由于好奇心驱使,用力一拉,太子的手指被拉开,现出‘天爷无眼’四个字,正是自己的笔迹!原来哑子由于宿生恶业,应该一生受哑报,一生受雷殛,今因事母至孝,故一生受尽苦报,即生帝王之家享福,至此,杨博士始肯相信因果报应,善恶分明。
节录自 :